LCCT siang itu panasnya cetar membahana. Saya, Rusty dan Hanie - partner traveling saya di Singapura dan Penang setahun lalu- turun tergesa dari taksi tanpa argo yang kami sewa dari KL Central ke LCCT. Kepala kami masih penat, sisa late flight semalam yang membuat kami baru bisa beristirahat nyaman di hostel pada pukul 03.00 pagi.
Semalam sebelumnya, kami bertiga memulai petualangan dengan menumpang pesawat Airasia AK 1389 tujuan Kuala Lumpur (KL) yang sudah kami kantongi setahun sebelumnya. Maklum, kami adalah salah satu dari banyak orang yang mengandalkan traveling murah meriah ala berburu free seat Airasia. Kuala Lumpur hanyalah persinggahan untuk mencapai destinasi utama kami, yaitu Macau. Pesawat yang kami tumpangi delay sekitar 30 menit, sehingga kami baru menginjakkan kaki di LCCT pada pukul 00.30. Berhubung connecting flight pukul 14.25 keesokan harinya, kami pun memutuskan untuk menginap di KL. Menyadari akan tiba tengah malam di KL, kami berinisiatif untuk booking hostel di daerah Bukit Bintang yang lebih murah daripada Tune Hotel LCCT , berharap sempat sight-seeing, dekat dari moda transportasi sehingga memudahkan untuk kembali ke LCCT keesokan harinya. Pilihan kami jatuh pada Serenity Hostel di daerah Changkat, Bukit Bintang.
Sekitar pukul 02.30, kami baru check in di hostel. Jadilah keesokan harinya kami bangun terlambat, rush check out, menumpang MRT dari Bukit Bintang tujuan KL Sentral. Dari KL Sentral kami bermaksud menumpang Airasia shuttle bus yang hanya men-charge 10 MYR/orang dengan memperlihatkan tiket penerbangan. Tapi apa daya, pukul 12.30, kami masih luntang lantung di KL Sentral, menunggu keberangkatan shuttle bus pukul.12.45 yang diestimasikan akan tiba di LCCT pukul 13.50, sedangkan gate pesawat close pukul 14.05. Terlalu mepet. Jadilah kami memutuskan untuk menyewa taksi tanpa argo seharga 75 MYR untuk mengantarkan kami ke LCCT.Pukul 13.15, kami tiba di LCCT dan langsung tergesa ke counter untuk drop bagasi. Counter bagasi tidak kalah riuhnya dari suasana LCCT siang itu. All counters penuh calon penumpang, antrian mengular panjang. Entah mengapa kami tidak berpikir untuk give up bagasi dan membawa semua tas ke cabin. Kami malah memilih tetap mengantri dan ketika tiba di counter, petugas counter malah hampir menolak untuk memasukkan bagasi kami. Wajar, bagasi ditutup 45 menit sebelum keberangkatan. Tapi separuh membujuk kami memaksa untuk memasukkan bagasi, petugas counter menyerah, "but you gonna be hurry!" katanya.
Lepas dari antrian counter, kami malah terjebak antrian imigrasi dan body check yang panjangnya naudzubilleh. Kami bertiga hanya bisa pasrah dan berharap pesawatnya bakal delay. Tapi apa boleh dikata, belum sempat paspor saya dicap keluar oleh imigrasi Malaysia, panggilan last called untuk penumpang AK 1056 tujuan Macau sudah mengaung memanggil nama kami bertiga. Kami tiba di gate T5 tepat sepuluh menit sebelum pesawat boarding, namun kami tetap ditolak masuk karena gate closed lima belas menit yang lalu. Kami bertiga hanya bisa menatap nanar pesawat kami yang masih parkir manis di landasan. Tapi percuma mendebat petugas gate, berbeda dengan Indonesia, mereka sungguh stick to the rules. Saya sudah tidak konsentrasi mendengarkan penjelasan mengenai bagasi kami yang sudah kepalang check in, yang terngiang hanyalah kata-kata : "Sorry, you've already missed the flight!"
Setelah insiden ketinggalan pesawat, yang pertama kali teringat oleh kami adalah bagasi yang terlanjur dimasukkan. Kami khawatir tas kami terikut penerbangan ke Macau. Namun ternyata, apabila penumpang belum check in di gate, maka bagasi tidak akan diikutkan masuk ke pesawat. Kami diminta untuk menjemput bagasi di counter lost and found di area kedatangan. Bagaimana dengan paspor kami yang sudah kepalang dicap keluar oleh imigrasi? Kami harus melapor ke kantor imigrasi yang berada tepat di depan counter imigrasi agar paspor kami diberi coretan "missed flight", sehingga kami bisa masuk kembali ke area kedatangan untuk menjemput bagasi.
Lalu bagaimana dengan perjalanan kami yang sudah direncanakan selama lima hari ke depan? Haruskah hanya berakhir sampai di KL saja? Yang pertama kali terpikirkan oleh kami bertiga adalah mencari flight termurah ke Macau atau Hongkong, jadilah kami beringsut ke mesin penjualan tiket yang terletak di area keberangkatan internasional. Sedang asyik otak-atik jadwal keberangkatan yang disesuaikan dengan budget, petugas yang berjaga di mesin menyarankan kami untuk melapor ke service counter sebelum membeli tiket yang baru. "Maybe they'll have a better solution for you...," ujarnya.
Dengan penuh harapan, kami menuju ke counter R65-R67 yang terletak di area keberangkatan domestik dan mengadukan nasib. Petugas counter memberikan solusi untuk mengikutkan kami ke penerbangan berikutnya menuju Macau pada pukul.17.30, dengan membayar biaya penggantian 238 MYR per-orang. Kami langsung menyetujui, karena harganya lebih murah daripada tiket baru menuju Macau yang harganya termurahnya 500 MYR-an. Bahkan bagasi sebanyak 20kg juga diberikan, sama kondisinya dengan flight sebelumnya. Check in dan cetak boarding pass dilakukan langsung oleh petugas di counter sehingga kami tinggal menyetor bagasi dan langsung mengantri (kembali) di imigrasi.
Akhirnya, setelah hari yang panjang dan melelahkan di LCCT, kami mendarat manis di Macau International Airport pada pukul 21.30 dan berharap semoga pengalaman hari ini menjadi yang pertama sekaligus yang terakhir untuk kami bertiga :)
6 comments:
Wah, jadi ikut deg-degan baca cerita ini. Jadi next time kalau ketinggalan pesawat coba nego dulu sama customer servicenya seperti pengalaman mbak Dila
hallo sis, aku juga pernah ketinggalan bus dari KL ke spore, dan itu sangat menyebalkan sekali. mereka sangat ontime... jadi pengalaman juga buat kita kita
@mbak Vicky : iya mbak,waktu ketinggalan pesawat itu sy udah ngga ada ide mau ngapain,sampai sy bbm teman2 di indo (mila,indra) kira2 apa yg harus sy lakukan waktu itu.Untungnya sy masih bisa diikutkan ke flight berikutnya.Setelah tanya2 di counter,mmg msh dimungkinkan diproses seperti sy (hanya byar biaya admin,tdk beli tiket baru)apabila keterlambatan dilaporkan max 4 jam setelah missed flight.Mungkin info ini banyak yg blm mengetahui jd opsi pertama biasanya langsung beli tiket baru.Mudah2an sharing ini bisa membantu teman2...:)
@Ayuni Rianthy : Halo Ayuni....,iya begitulah di negara orang,sangat disiplin dan tdk kenal kompromi.Semoga bisa jadi pelajaran berharga buat kita semua,apalagi berkenaan dengan transportasi :)
astaga, kalo saya udah lemes ituhh, scara makau yang miles away jauhnya. otak dah pasti buntu banget ga tw hrs ngpain haha. #jd inget ketinggalan flight di singapur dan tpaksa beli tiket lagi T_T
Gw juga pernah nyaris ketinggalan tuh di LCCT. Terlalu pede dateng mepet karena udah checkin online & nggak bawa bagasi. Nggak nyangka kalo antrean imigrasi plus x-ray bisa panjang banget.
Post a Comment