Setelah semalaman di bus, perjalanan 8 jam kami dari Singapura akhirnya berlabuh di Terminal Sungai Nibong Georgetown. Kejutan yang menyenangkan karena awalnya kami hanya dijanjikan hanya sampai Butterworth saja, yang berarti kami harus menumpang ferry lagi untuk mencapai Georgetown. Bayangkan saja kalau hal itu terjadi, kami yang baru bangun harus menggotong2 backpack, belum lagi ekstra cost 2 MYR untuk ongkos ferry huff.....:)
Sungai Nibong masih pagi dan sepi, padahal kami tiba sekitar pukul 8 pagi (bandingkan dengan terminal2 di Jakarta yang jam segitu sudah rush bukan main). Baru turun dari bus, kami sudah dikelilingi tukang taksi yang menawarkan diri untuk mengantar. Namun, kami tidak terburu2, memilih masuk ke gedung terminal dan menanyakan kepada petugas kalau2 ada shuttle dari terminal menuju hostel kami di daerah Lebuh Chulia. Menumpang taksi merupakan opsi terakhir bagi kami di Malaysia mengingat taksinya rata2 tidak ber-argo dan tukang taksinya terkenal dengan scam-nya.
Si petugas mengarahkan kami untuk menunggu shuttle bus 401, atau yang biasanya dikenal dengan Rapid Penang (RP). Cukup lama juga kami menunggu sampai akhirnya si RP 401 datang. Modelnya sih mirip2 bus 46 grogol-rambutan, bedanya cuma karena si bus ini ber-AC. Sistemnya mirip SBS di Singapura, cemplungin koin atau tap kartu. Tapi untuk memudahkan, ketika naik langsung sampaikan tujuan dan driver-nya akan meminta kita membayar sesuai tujuan. Dari Sungai Nibong ke Lebuh Chulia kami harus membayar 2 MYR/orang. Rute lengkap RP dan free shuttle CAT (Central Area Transit) dapat dilihat di sini.
- Rapid Penang -
Lama perjalanan sekitar 45 menit untuk mencapai Lebuh Chulia dengan beberapa halte persinggahan. Memasuki Georgetown seperti kembali ke kampung halaman saya di Parepare. Beberapa sudutnya benar2 antik, tua dan kusam. Terlihat pasar2 tradisional dan deretan toko2 kelontong tua khas pecinan.Kami turun di halte Lebuh Chulia, sekitar 1 blok dari Love Lane, kawasan backpacker yang terkenal di Penang. Kami belum membooking hostel karena berencana akan go show saja. Beruntung hostel incaran kami Red Inn yang baru dibuka tahun 2010 masih menyisakan 4 person female dorm seharga 35 MYR/orang. Malah dengan murah hati si pemilik mengijinkan kami untuk check in lebih awal dan menikmati sarapan pagi free. Sementara kami menunggu kamar disiapkan, si pemilik mengijinkan kami istirahat di ruang tv berlantai kayu dengan bantal2nya yang nyaman.
Red Inn Hostel berlokasi di Love Lane, hanya berjarak sekitar 100 meter dari mulut gang dimana juga terdapat Seven Eleven. Bersebelahan dengan Old Penang Guest House yang sama2 menempati bangunan antik khas pecinan. Namun, walaupun bangunan tuanya dipertahankan, kamar2nya baru full AC, bersih dan modern dengan lantai2 kayu. Kamar2 mandi yang terdapat di setiap lantai pun menganut konsep barat dengan toilet duduk dan shower. Sarapan disediakan free setiap pukul 8 - 10 di teras hostel. Sayangnya, hostel ini hanya memiliki 1 komputer dengan koneksi internet yang lumayan.
Setelah menempati kamar kami yang nyaman, kami segera mandi dan bersiap menjelajah Georgetown seharian penuh....
be continued to : Cap Gomeh in Heritage City - Georgetown Penang
1 comment:
Ayoo... Smangat nulisnya. Tak sabar menunggu cerita tentang Phi Phi. Hehe... ;)
Post a Comment