Friday, July 24, 2009

This Face Thing Is Killing Me!

Bagi perempuan di seluruh dunia yang memiliki wajah mulus tanpa jerawat dan flek, be grateful gals! You’ve saved a lot of money! Gak seperti saya yang rasanya selalu bermasalah dengan wajah. Let me tell you, kulit wajah saya berminyak dan sensitif bukan main. You name it! Salah pakai toner saja bisa membuat jerawat kecil-kecil memenuhi separuh wajah. Anehnya, saat SMA dan kemudian menetap di Malang, wajah saya tidak ‘sehancur’ sekarang. Mungkin karena dulu saya tinggal di daerah yang udaranya sejuk, dingin dan bebas polusi. Jakarta totally screwed me.

Tiga bulan pertama di Jakarta, dengan rutinitas pulang-pergi kampus via KRL ekonomi (tahun 2006, KRL ekonomi AC belum semarak dan semurah sekarang), saya pulang dengan mendulang sejuta debu di wajah saya. Kalau di kampus sih, anteng saja, karena ruangan kuliah saya ber-AC. Tetapi ketika masuk laboratorium yang kebanyakan tidak ber-AC (karena alasan keamanan dan sirkulasi senyawa berbahaya yang mungkin digunakan di dalam lab), minyak di wajah kembali bertebaran.

Jadilah, solusi pertama waktu itu adalah dengan membiasakan penggunaan serum vitamin C setiap malam. Tetapi gagal. Jerawat tetap bermunculan. Terus pindah ke The Body Shop, paduan face mist vitamin E dan loose powder no.3 cukup tokcer untuk melindungi wajah di pagi hari (walaupun sebenarnya tidak mengandung sunblock) cukup tokcer menghalau minyak selama beberapa jam setelah pemakaian (wajah berminyak tidak mengenal istilah foundation, babe!). Malamnya, untuk mencerahkan wajah, saya menggunakan Energising Face vitamin C-nya . Setahun pertama pemakaian rasanya pas sekali, sampai-sampai saya jatuh cinta setengah mati dengan semua produk The Body Shop (They should be proud having a costumer like me!!!).

Tapi……..polusi yang semakin menjadi, cuaca yang bisa dari panas terik yang seketika menjadi hujan lebat membuat wajah saya kembali ‘hancur’. Jadilah saya memutuskan ke seorang dokter kulit di daerah kebayoran baru, dr.RN, rekomendasi dari seorang teman kampus yang berhasil ‘sembuh’ berkat si dokter. Biayanya lumayan, sekali datang (waktu itu) sekitar sembilan puluh ribu rupiah. Lalu ada paket produknya yang kalau ditotal (untuk pemakaian sekitar 2 minggu) harganya sekitar 500rb-an. Tokcer sih, karena dalam seminggu sudah ada perubahan yang signifikan di wajah. Produknya kosmetiknya asli racikan si dokter, mulai dari astringen, krim malam, krim pagi sampai loose powdernya. Obat jerawat yang diresepkan pun, obat paten yang harganya selangit untuk ukuran mahasiswa seperti saya. Belum lagi facial-nya yang harus rutin. Masalah tidak hanya sampai di situ. Dokter ini sangat laris, saking larisnya, dua jam sebelum buka pun mobil-mobil pasien sudah memenuhi tempat prakteknya. Sudah ngantrinya lama, eh…ketemu dokternya gak sampai 5 menit. Belum lagi jadwal prakteknya bentrok dengan waktu kuliah siang dan jam macetnya Jakarta. Jadilah ketika resmi pindah ke Depok, saya khatam dengan dokter RN.

Akhirnya saya kembali ke produk favorit saya, The Body Shop ditambah lotion Clarins dan toner L’occitane. It works, but……….the price is killing me! Jadilah Clarins dan L’Occitane diganti dengan Lancome yang harganya lebih terjangkau.

Tapiiiii……..jerawat penguntit itu! They came again and again…sampai saya hampir gila, karena kali ini jerawat yang nongol kecil-kecil dan berisi putih kalau dipencet. Aaaaarrrrghhh…..mo marah!!!

Akhirnya seorang teman di BC merekomendasikan seorang dokter kulit di sekitar Depok, dokter Dewi Martini yang praktek di Klinik Prima Husada Cinere. Hmmm…. Let me tell you, walaupun sama-sama wilayah Depok, tapi Margonda (tempat saya nge-kost) dan Cinere itu jauuuuuh…banget. Untuk mencapainya saya harus berganti angkot ke fatmawati-pondok labu-cinere. Belum lagi jadwal praktek si dokter yang nanggung banget, pas magrib, pas macet di daerah Pondok Labu lagi parah-parahnya. Tapi……worth it, karena dengan biaya konsul dan seperangkat krim yang terjangkau (konsul 100rb dan paket krim sekitar 200-300rb), jerawat yang ganggu banget itu langsung lenyap! Padahal modalnya cuma krim pagi dan malam saja, asal teratur dan disiplin pakainya. Gak ada chemical peeling, facial ataupun suntik jerawat yang bisa bikin menjerit itu. Paling saya diberi obat oral anti-inflamasi dan antibiotik. Tapi kuncinya satu, harus disiplin menggunakan krim dan sabunnya. Saya bahkan masih boleh menggunakan loose powder pilihan sendiri. Dokternya pun ramah dan perhatian sekali, antrian pasiennya pun tidak bejibun. Bahkan kalau datang lebih awal bisa langsung dilayani.

Walau bekas jerawat masih tersisa, tetapi wajah saya sudah selembut pantat bayi. Pokoknya, saya puas dengan dengan dokter Dewi ini. Sekedar info, dr.Dewi praktek di Klinik Prima Husada setiap senin sampai kamis jam 7-8 malam dan juga di RS.Internasional Bintaro.

Yeah…I know, this face things are killing me. Tapi, bukankah wajah itu sendiri adalah investasi? Daripada kalau sudah tua nanti saya menyesal karena flek dan bekas jerawat menghiasi wajah saya he9x… Happy treating, ladies! Because you deserve it…^^

2 comments:

mpenza10 said...

I Like this : "because you deserve it" !!

ilda khoirunnisa said...

Bikin ketergantungan gak ka?mahal gak kirakira?