Sunday, July 27, 2008

The Freedom Writers

Alasan utama saya memilih film ini dari banyak deretan film yang terpajang di etalase satu-satunya tempat penyewaan VCD-DVD di Kober adalah karena cover depannya bergambarkan Patrick Dempsey, aktor favorit saya-pemeran Dr. Derek Shepard-McDreamy Grey’s Anatomy.

Alasan kedua adalah karena judulnya Freedom Writers, saya berharap memperoleh sesuatu tentang keunikan seorang penulis atau bahan tulisan yang tidak biasa, atau mungkin hanya simple things yang menginspirasi. Intinya, ‘sesuatu’ di dalam film cukup berharga untuk ditampilkan, whether itu adalah penulisnya atau bahan tulisannya. Titik.

Itulah yang membuat saya mengambil film ini untuk melengkapi paket 5 film yang saya sewa untuk menghabiskan liburan saya. Namun, ternyata saya salah.

Film ini bercerita tentang Mrs. Erin Gruwell (diperankan Hillary Swank) yang ditugasi untuk mengajar di sebuah kelas tahun pertama dimana sebagian besar murid-muridnya memiliki permasalahan dengan lingkungan sosial dan kehidupan pribadinya masing-masing. Most of them are black. Setting cerita ini berlokasi di Long Beach, California.

Di awal cerita diberikan narasi tentang permasalahan yang dihadapi setiap siswa di ruang kelas 203 tersebut, dimana sebagian besar dari mereka (yang notabene berkulit hitam), merupakan bagian dari sebuah geng yang akrab dengan penjara, hidup di jalanan dengan senjata dan drugs serta broken home. Mereka menjalani sekolah karena mereka hanya memiliki dua pilihan; sekolah atau dipenjara.

Melihat situasinya, definitely anak-anak tersebut tidak membutuhkan pendidikan formal yang notabene mempersiapkan mereka untuk menjalani real life nantinya, karena they have those real lifes at all. Pendekatan psikologis dengan pemahaman dan apresiasi terhadap eksistensi mereka adalah sesuatu yang dapat mereka terima sebagai ‘pendidikan’.

Dan Mrs. Gruwell dengan niat dan ketulusan hatinya sebagai pengajar, bertekad untuk memberikan semua itu. Hal pertama yang diberikan Mrs.G adalah mengenai earning respect. Kemudian Mrs.G mulai merangkul murid-muridnya dengan get-involved dengan kehidupan jalanan yang mereka miliki.

Mrs. G bahkan dengan sukarela memfasilitasi buku-buku dan kegiatan yang menginspirasi murid-muridnya tersebut dengan menjual bra dan menjadi pelayan di Marriot Hotel setiap akhir pekan. Finally, kelas yang awalnya nyaris tidak terisi oleh murid, dalam periode tiga semester menjadi a new home untuk murid-murid yang sebagian besar hidup di jalanan ini.

Murid-murid berandalan yang awalnya tidak dianggap, seketika berubah menjadi ‘seseorang’ yang memiliki sesuatu mengenai hidup mereka untuk menginspirasi orang lain. Kisah-kisah inspiratif itulah yang kemudian disatukan menjadi sebuah buku yang berjudul The Freedom Writers Diary.

Menariknya, cerita ini merupakan kisah nyata dimana The Freedom Writers Diary sebenarnya merupakan sebuah buku yang ditulis sendiri oleh para personel kelas 203 dan diterbitkan di Amerika pada tahun 1999. Mrs. Gruwell, kelas 203 dan kisah-kisah unik mereka merupakan sesuatu yang nyata.

Di akhir cerita, Mrs. G yang kemudian harus bercerai dengan suaminya (diperankan Patrick Dempsey), berkesempatan mengajar mereka hingga tingkat universitas, dimana hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa untuk mereka karena sebagian besar penghuni kelas 203 adalah orang pertama di keluarganya yang mencapai tingkat pendidikan universitas atau bahkan lulus dari sebuah Senior High.

Wonderful Mrs.G…!

Berawal dari sebuah tekad dan kelurusan niat untuk menjalani profesi dengan sebaik-baiknya, seorang perempuan pengajar mampu mengubah hidup sebanyak satu kelas anak manusia yang pada awalnya totally screw.

What an inspired efforts that she has given….! That’s such a huge thing. If I were her...

No comments: