Entah, ini cerpen keberapa yang akhirnya beruntung terpublikasikan. Tetapi yang pasti, cerpen ini merupakan salah satu karya favorit saya setelah cerpen Aulia.
Menulis cerita yang berlatar lokasi yang saya kenali secara pribadi, merupakan suatu kesenangan tersendiri karena saya bisa membangun penokohan secara lugas dengan latar yang kuat dan mendetail.
Cerpen ‘Yang Tak Terlupakan’ ini mengambil latar SMA berasrama di Desa Parigi, Tinggimoncong-Malino. Dusun kecil yang terletak 80 km dari Makassar, yang merupakan sekolah menengah tempat saya menuntut ilmu beberapa tahun lalu.
Ceritanya memang bukan tentang kehidupan asrama dan siswa-siswanya, tetapi lebih kepada flashback si tokoh pada kenangan lamanya di Tinggimoncong pada suatu sesi reuni yang kemudian menjadi langkah awal kehidupan yang dijalaninya beberapa tahun kemudian.
Walaupun hanya keindahan Bawakareng dan hawa dingin Tinggimoncong yang bisa tergambarkan dengan baik melalui deretan kata-kata, tetapi saya cukup puas dengan setting Ruang Saji, selasar ataupun Taman Belakang Aspura (yang keindahannya hanya bisa saya nikmati dari cerita senior-senior saya. Ketika jamannya saya, taman itu sudah musnah tak berbentuk he9x….) yang menjadi latar penguat cerita.
And still….it’s all about love. So, enjoy it!
Published on : Majalah Chic edisi 42, terbit 29 Juli – 12 Agustus 2009
2 comments:
masih ada ga cerpen'a? mo baca dong..
Taya......hehehe maaf yak dear,gw baru ngebalas messagenya.iyah,cerpennya masih ada kok versi cetaknya ma gw.nanti kapan2 gw bawa ke CCF yak.eh...tp lo'kan msh SMP,blom cukup umur kaleee bwat baca cerpen2 gw hehehe ^^
Post a Comment