Selalu
ada alasan untuk mengunjungi Makassar. Pantai yang eksotik dengan latar sunset
yang romantis, atau kulinernya yang beragam dan mampu mendecakkan lidah
penikmatnya. Makassar menyimpan seribu satu cerita yang membuat pelancong selalu
menyimpan kerinduan untuk kembali.
Pertama kali mendarat, Bandara Internasional
Sultan Hasanuddin telah memberi kesan yang apik. Bandara yang dibuka tahun 2008
ini memberikan atmosfer yang setara dengan bandara di luar negeri. Namun, Bandara Hasanuddin yang mempesona hanyalah gerbang pembuka saja. Berikut beberapa tempat yang harus disinggahi ketika berkunjung ke Makassar :
Pantai Losari merupakan ikon kota
Makassar. Lokasinya sangat strategis dan mudah diakses. Terletak di jantung
kota yang ramai dengan hotel, restaurant dan bahkan kantor pemerintahan. Losari
memiliki pelataran luas yang digunakan sebagai pusat kegiatan kota. Pantai
Losari menjadi istimewa karena pengunjung dapat menikmati sunrise dan sunset
pada titik yang sama. Kawasan ini selalu ramai dikunjungi menjelang senja,
ketika matahari perlahan menghilang dari cakrawala dan hanya menyisakan
semburat jingga di langit. Sungguh panorama yang romantis. Banyak pula yang
datang untuk menikmati anging mamiri
(hembusan angin) atau sekedar jajan makanan khas Makassar. Mulai dari nyoknyang
(bakso), pisang epe sampai coto Makassar dapat dinikmati di sini! Lelah
berjalan menyusuri pantai, cobalah berkeliling Losari menumpang becak
tradisional Makassar yang dikayuh seorang daeng
(abang) becak.
Fort Rotterdam (Benteng Rotterdam),
berjarak sekitar 500 meter dari Pantai Losari, benteng yang dibangun oleh Raja
Gowa ke X ini masih berdiri kokoh. Tidak dipatok tiket masuk ke benteng yang
berusia lebih dari 400 tahun ini, karena
lokasinya juga berfungsi sebagai kantor Pemerintah Pusat Kebudayaan Makassar.
Di dalam Benteng Rotterdam terdapat Museum Negeri La Galigo yang menyimpan
beberapa sisa peninggalan budaya suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Selain
itu terdapat pula penjara bawah tanah yang pernah didiami Pangeran Diponegoro
selama 26 tahun ketika beliau ditahan oleh Belanda. Pelataran di bagian tengah
Benteng biasa digunakan untuk berbagai pertunjukan budaya, salah satunya adalah
pementasan karya sastra yang tersohor : I La Galigo. Benteng Rotterdam juga
dikenal sebagai Benteng Pannyua yang dalam bahasa Makassar berarti Penyu, ini
karena apabila dilihat dari angkasa, keseluruhan kawasan Benteng berbentuk
seperti Penyu.
Penggemar fotografi dan budaya
dapat memuaskan mata mengunjungi Pelabuhan Paotere, pelabuhan rakyat yang
terletak sekitar 3 kilometer dari pusat kota Makassar. Paotere merupakan
pelabuhan bersandarnya kapal layar khas Makassar, yaitu Phinisi. Paotere dan Phinisi merupakan memoar
representatif bagi keberanian para pelaut Makassar yang gagah berani. Saat ini
Paotere digunakan juga sebagai dermaga kapal antar pulau dan TPI (tempat
pelelangan ikan). Hasrat untuk menikmati makanan laut segar dengan harga
terjangkau dapat dipuaskan di sini. Dermaga Paotere yang menjorok ke laut digunakan
untuk memancing. Paotere mulai riuh aktivitas sejak subuh hingga menjelang
senja.
Kuliner Makassar merupakan salah
satu yang terbaik di Indonesia Timur. Kelezatan rasanya membuat penikmatnya
enggan beranjak sebelum lidah berhenti berdecak, berikut daftar kuliner yang
wajib dikecap ketika ke Makassar :
Coto Makassar, sajian
berupa soto daging dengan kuah yang diberi kacang sangrai, dinikmati dengan
potongan ketupat. Sajiannya dapat ditemui di setiap sudut kota ini. Namun,
sajian coto dari Warung Coto Daeng, Coto Gagak atau Coto Nusantara patut
dicoba.Pallu Basa,
serupa dengan coto, berupa soto daging yang kuahnya diberi kelapa goreng. Biasa dinikmati dengan telor bebek dan nasi.
Untuk sajian yang satu ini, Pallubasa Onta wajib dikunjungi. Konro atau yang
lebih dikenal dengan iga sapi, juga merupakan salah satu kuliner andalan. Bisa
pilih, konro bakar atau sop konro sama enaknya. Untuk urusan konro, RM. Konro
Karebosi jawaranya.
Mencari sajian seafood yang enak dengan harga
terjangkau? Coba Kunjungi Rumah Makan Lae-Lae di jalan Datumuseng. Makanan laut
segar bisa langsung dipilih dan diolah sesuai selera. Jangan lupa pula membawa
pulang otak-otak Lae-Lae Datumuseng sebagai oleh-oleh. Ingin menikmati western food, sunset sekaligus sajian live music, merapatlah ke Kampung Popsa, foodcourt outdoor yang
menjorok langsung ke pantai. Tempat ini mulai ramai sejak sore hingga malam
hari. Jangan luput
mencicipi Mie Titi, mie kering dengan kuah kental berisi seafood! Saking lezatnya,
pengunjung rumah makan rela antri tempat duduk. Walaupun Mie Titi memiliki
beberapa cabang di Makassar, namun setiap cabang selalu penuh pembeli!
Nyoknyang atau
bakso pun layak dicoba di Makassar, yang terkenal adalah sajian Bakso Ati Raja. Sekotak Jalangkote
(pastel) dan Bikang Doang (gorengan udang) dari jalan Lasinrang layak pula
dibawa pulang sebagai cemilan.
Setelah puas jalan-jalan dan
kuliner, jangan lupa mampir membeli oleh-oleh khas Makassar di jalan Somba Opu.
Di sepanjang jalan ini berjejer puluhan toko yang khusus menjual buah tangan
khas Makassar. Namun, jangan pulang tanpa membeli oleh-oleh berikut : Ukiran Toraja, sehelai sutera
tenunan Sengkang, sebungkus Kacang Disko, Kacang Rempah dan Kacang Telur Makassar, sebotol
sirup Markisa, sebungkus Kopi Toraja, sebotol minyak tawon Makassar, atau perhiasan
emas ukiran khas Makassar. Jangan ragu menawar karena ada
banyak toko yang menjual barang yang serupa, sehingga harganya bersaing. So, now you’ve got a lot reasons to visit
Makassar!
4 comments:
masuk ke majalahnya AA ga nih? hehee
eeeh majalah AA? emangnya ada ya mbak? aku ngga pernah notice soalnya kalo naik pesawat langsung molor...hehehe :)
Hmmmmm..keseringan cuma transit disini..nice post next time harus jalan2 beneran di Makassar
Trims mbak Lovelydebz....
Yuuup you should take your time enjoying Makassar....:)
Post a Comment