Friday, February 19, 2010

Long Way Journey From Siem Reap to Bangkok

previous :
1. Between Saigon and Phnom Penh
2. Our Story from Phnom Penh
3. Angkor Wat - Siem Reap Cambodia

Setelah melewati 2 malam yang menyenangkan di Siem Reap (SR), kami pun bersiap melanjutkan perjalanan ke negara tujuan berikutnya, yaitu Thailand. Sebelumnya, kami telah memperoleh informasi via internet bahwa tidak ada bus dari SR yang menuju Bangkok. Hal ini dikarenakan 2 hal, yaitu kondisi jalan antara Kamboja-Thailand yang sangat buruk (berupa tanah merah tidak beraspal) dan kondisi politik antara kedua negara tersebut yang belum stabil.

Jadilah, dalam perencanaan perjalanan, kami berniat mengikuti saran dari website2 traveler untuk menyewa taksi dari SR menuju Poipet (perbatasan Kamboja), lalu dari Aranyaprathet (perbatasan Thailand) akan menyewa tuk2 menuju stasiun kereta, disambung menggunakan kereta api menuju Bangkok (yang hanya akan berangkat 3x sehari, yaitu pukul 5.30, 11.00 dan 13.00). Sudah terbayang betapa besar biaya perjalanan yang akan kami keluarkan untuk mencapai Thailand.

Namun, sehari sebelum keberangkatan, kami menemukan agen perjalanan satu2nya di daerah
Old Market yang menyediakan bus langsung dari SR ke Bangkok dengan harga tiket seharga 8-11 USD/orang. Tanpa pikir panjang, kami memutuskan menggunakan bus saja untuk mencapai Bangkok daripada menyewa taksi yang budgetnya bisa mencapai 30 USD untuk perjalanan sampai Poipet saja. Bus ini hanya berangkat 2x sehari, yaitu pukul 08.00 pagi (8 USD) dan pukul 12.00 tengah hari (11 USD). Karena mengkhawatirkan border Thailand yang kabarnya hanya buka sampai pukul 16.00, kami pun memutuskan membeli tiket untuk pukul 08.00 pagi.

-Check point Poipet, Cambodia-

Agen bus menjemput kami ke hotel pada pukul 7.45 pagi atau sekitar 15 menit sebelum waktu keberangkatan yang dijanjikan di tiket. Kami kemudian dikumpulkan di kantor agen untuk menunggu bus yang membawa kami ke Bangkok. Sekitar pukul 8.30, bus yang dijanjikan pun datang dan memuat kami secara tidak layak. Bagaimana tidak, busnya sendiri tidak memiliki bagasi yang cukup di bagian bawah mobil sehingga penumpang harus berdesakan dengan barang2 di kursi dan lorong2 bus. Kondisinya mirip dengan bus AC di Jakarta: AC tidak dingin, tidak ada WC di dalam bus, tidak ada air mineral dan tissue basah serta tempat duduk tidak terorganisir dengan baik. Padahal kami akan menempuh perjalanan selama kurang lebih 3 jam dengan bus tersebut. Namun, tidak ada pilihan lain menuju Bangkok. Apalagi kami dijanjikan akan berganti bus yang lebih baik di perbatasan Thailand nanti.

Untungnya, jalanan yang kami lalui ternyata jalanan baru berupa aspal yang mulus. Tidak seburuk yang diinformasikan di internet. Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan, bus mencapai Poipet. Di perbatasan inilah ketidakharmonisan antara Kamboja dan Thailand terlihat jelas. Bus dari Kamboja tidak diperkenankan memasuki Thailand, sehingga kami harus berganti bus dengan membawa sendiri barang2 kami. Bersama 38 orang penumpang lainnya (hanya kami berdua, dua orang perempuan Khmer dan satu keluarga Jepang yang tampaknya merupakan orang Asia, penumpang lainnya berkulit putih khas barat), kami melalui check point di imigrasi Kamboja di Poipet. Setelah itu harus berjalan sekitar 2 kilometer di tengah terik matahari (waktu itu sekitar pukul 13.00), melintasi perbatasan menuju Aranyaprathet. Setelah mengisi kartu kedatangan di imigrasi Thailand, kami pun harus berjalan sekitar 500 km lagi untuk mencapai lokasi bus yang akan membawa kami ke Bangkok. Untuk memasuki Thailand dari Kamboja, kami tidak memerlukan visa.

-Situasi imigrasi Aranyaprathet, Thailand-

Ketika melintasi perbatasan antara Poipet-Aranyaprathet inilah, saya sangat waspada dengan barang2 bawaan. Duo Indonesia yang kami temui di Phnom Penh sebelumnya telah memperingatkan bahwa banyak turis yang mengalami kehilangan ketika melintasi perbatasan.

-Thailand Entrance, Aranyaprathet Borders-

Setelah perjuangan berat di tengah terik matahari kami harus kecewa lagi karena ternyata yang menanti kami di perbatasan Thailand bukanlah bus kapasitas besar seperti yang kami gunakan dari SR, melainkan mobil L-300 kapasitas 14 orang. Kami pun tidak langsung menuju Bangkok, tetapi dikumpulkan dahulu di kantor agen perjalanan selama kurang lebih 1 jam untuk menanti bus lain yang akan membawa kami ke Bangkok.

Kesempatan ini kami gunakan untuk makan siang dan berbincang dengan suami-istri Heus asal SR yang akan menuju Pattaya. Mendengar kecintaan saya kepada SR, Vanthorn Heus,-sang istri, yang asli Khmer bahkan dengan senang hati memberikan nomor telpon dan emailnya serta menawarkan tumpangan kalau2 kami berniat ke SR lagi. Suaminya, seorang kulit putih, banyak bercerita kepada kami tentang tempat2 bagus yang layak dikunjungi di Bangkok.

Tak berapa lama bercengkrama dengan suami-istri yang baik hati itu, mobil yang akan mengangkut kami ke Bangkok pun tiba. Kekecewaan kami semakin menjadi karena ternyata mobil L-300 yang akan mengangkut kami menuju Bangkok dan bukannya bus seperti yang dijanjikan, padahal perjalanan yang akan ditempuh masih sekitar 4 jam lagi.

-Khaosan Road, Bangkok-

Saya pun harus rela berpisah tempat duduk dengan partner traveler saya dan membiarkan dia terhimpit dengan 3 orang Spanyol di kursi belakang. Sedangkan saya cukup puas beroleh tempat duduk dengan seorang nenek backpacker asal Perancis yang sedikit rasis, pasalnya sang nenek yang sebenarnya fasih berbahasa Inggris dan mengerti pertanyaan yang saya ajukan dalam bahasa Inggris, tetap bersikukuh menjawab dalam bahasa Perancis. Namun, yang membuat saya jengkel adalah karena sebelumnya saya mendengar si nenek berbincang dengan pasangan asal US dan seorang perempuan muda backpacker asal Jerman dalam bahasa Inggris. Uuuuh.....rugiiii rasanya sudah membiarkan si nenek menyerobot antrian saya di imigrasi Aranyaprathet :(

Kami tiba di Bangkok sekitar pukul 18.00 dan diturunkan di kawasan backpacker yang terkenal di Bangkok, Khaosan Road. Karena kelelahan setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 10 jam, kami pun memutuskan menumpang taksi menuju ke hotel yang telah kami booked sebelumnya di kawasan Lumphini-sekitar 15 menit perjalanan.


Kami memilih tempat ini-dan bukannya hotel di kawasan backpacker Khaosan Road-dengan pertimbangan bahwa lokasinya lebih dekat dengan Lumphini Park, Suan Lum Night Bazaar, kawasan Silom yang terkenal dengan Mal2nya yang mewah dan pusat perbelanjaan Pratunam yang bisa dianggap sebagai Mangga Dua-nya Bangkok.

-pictures courtesy of Irwan Kadir using Canon EOS D1000-


next :
Backpacking in Bangkok - Thailand

8 comments:

Agnes Vika said...

waaa keren bgt perjalanan nya, salam kenal aq vika, tahun depan rencana ama temen mau eksplor Cambodia (siem reap), Laos (optional), Thailand (bangkok) & hanoi, tp sayank bgt aq cuman ada kurang lebih 6 hari saja unt eksplor semua he3..
minta infonya dunk travel agent di Cambodia yang bisa langsung ke Thailand (sebagai optional aja kalo misal tiket pesawatnya mahal)

Thengkyu before
~ Vika ~

Fadila Pratika said...

Dear Vika....
Kalau dari Kamboja,yang terkenal itu agen Paramount Angkor.Tapi ga usah khawatir,di setiap hostel & hotel di Siem Reap pasti ada agen yg nawarin bus.kalau nginap di daerah Old Market/backpacker areanya Siem Reap,lebih gampang lagi menemukan agen bus ke Thailand.Biasanya sih hanya ada 1-2 bus yg ke thai seharinya (ga banyak cz Thai-Camb msh bermasalah mengenai border) & penumpangnya dikumpulin dr berbagai agen,jd mau beli tiket bus dr agen mana saja jg sama.yg ngebedain,paling waktu keberangkatan.harganya tergantung tempat beli & pinter2nya kamu nawar.Good Luck yah :)

Happy Traveling...:)

Agnes Vika said...

blog mba dila bener2 bermanfaat bgt, walopun masih tahun depan tp prepare dari sekarang, maklum perjalanan yg agak rumit & butuh budget yg tidak sedikit..nanti kalo aq butuh info2 lg bolehkan aq kontak mba dila (lagi) he3 ngeles.com..

thengkyu very much pokoknyaaa ^O^
~ Vika ~

Fadila Pratika said...

Dear Vika,
tentu saja boleh....cz saya dulunya juga ngumpulin info sblm backpack dr blog2 traveler...hehehe :)
semoga saya bisa bantu ya...good luck & happy traveling :)

Zorrobaya said...

Dear mbak Dilla,
Rencana tahun depan mau explore SG, KL, Siem reap baru ke bangkok,
Kemaren coba nanya2 di agen travel sono, untuk tur, mulai dijemput dibandara siem reap, diantar ke angkor wat, trus besoknya sedikit jalan2, baru dianter ke border, sampe ke bangkok total biaya us $259, kira2 masuk akal gak?
Mohon reviewnya

Fadila Pratika said...

Halo Zorrobaya,
Biaya 259USD itu untuk brp orang?sebagai perkiraan sy bisa berikan ilustrasi sebagai berikut : dari bandara siem reap bisa naik taksi dengan biaya 20-25 USD, tur angkor wat one day 20 USD, 3 days 40 USD, biaya putar2 keliling siem reap+ angkor wat 18 USD, kemudian bus ke bangkok asumsi skr harganya sdh 15 USD, segitu aja cuma menghabiskan biaya sekitar 100an USD/org, di siem reap anda ngga mungkin keliling jauh2 krn SR itu kota kecil, orang2 ke sana hanya untuk angkor wat saja. Tp ya biaya segitu kemana2 sendiri,cari tiket sendiri,tawar menawar tuk-tuk sendiri, berbeda dengan travel agent yg serba diurus...it's your choice :)

Unknown said...

I strongly agree to your blog ....
i think is Very Cool ..awesome
Keep Posting

Fadila Pratika said...

Thanks for your support sevenliv3asia, happy traveling :)